Tapi mama berusaha menenangkanku, kata mama, waktu aku seusia dania, aku juga punya kebiasaan yang sama, dan akhirnya hilang dengan sendirinya, malah aku lebih parah, kunyahan favoritku adalah sandal selop papa yang besar, tebal, dan kotor. Kebayang sudah berapa pasir, tanah, dan kotoran yang sudah kutelan. Kini kutahu dari mana asal sakit sesekku…
Ternyata mama juga punya rahasia, yang tak sengaja mama kelepasan menceritakannya. Ketika mama seusia dania, mainan mama adalah mainan masak-masakan. Suatu hari, oma melihat mama memainkan sebuah sendok di mulutnya, dan di depan mama terdapat mangkok kecil berisi penuh puding berwarna kuning. Oma tidak ingat telah membuat puding hari itu. Setelah dicek oma, ternyata puding itu adalah pup milik om (kakak mama) yang entah bagaimana caranya telah diambil mama dari kamar mandi! Huek!
Tapi mama membela diri, toh sampai sekarang mama sehat-sehat saja.
Sehat sih sehat ma… tapi pup ya tetap pup!
Kalau kebiasaan ini adalah hasil dari gen yang turun-temurun, apa ya, yang nanti dimakan cucuku kelak? Semoga Dania bisa menjadi menjadi pahlawan dalam keluarga dan memutuskan warisan yang aneh ini… Hope you’ll be a better mother than me, Dan!
Debby, Gresik, Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar