Minggu, Oktober 02, 2011

flanel: JEWEL PET SERIES

kata keponakanku, kartun yang lagi hip disekolahnya jewel pet, tapi sayangnya cari item bertema jewel pet susah banget di Indonesia, jadinya tergoda deh, buat bikin gantungan kuncinya..



tertarik?
seperti biasa, head only Rp. 3.000,-  with body, Rp. 4.000,-
buat detail pemesanannya liat entri sebelumnya ya..
tnx for care

Selasa, Mei 31, 2011

but it's not so bad....

judulnya mengambil penggalan dari lagu vertical horison - the best i ever had, cerpen ini juga pernah kukirim ke sebuah majalah, tapi sudah berlalu hampir 2 tahun, rasanya sayang tulisan yang susah payah dibuat, harus tergeletak sia-sia dimeja mereka, tanpa bisa memberi manfaat bagi orang lain...so enjoy...
LANA - Manager
“Bagaimana aku bisa menjalani hari ini!” batinku berteriak dan menangis. Baru saja beberapa jam yang lalu, pagi ini kudapati suamiku, Nick, dengan seorang wanita yang selama ini ia bangga-banggakan sebagai pegawai terbaiknya…di ranjang kami! Setelah aku pulang sehari lebih awal dari menjaga mama di rumah sakit. Pagi ini pun aku harus dihadapkan dengan presentasi dengan klien terbesar perusahaan kami, dan dapat dipastikan aku akan kehilangan mereka, jika pikiran kacauku ini kubawa ke ruang presentasi. Aku tertunduk di meja kerjaku, dan hampir saja meledak lagi, tapi aku tertahan oleh suara ketukan dari pintu masuk ruanganku, lalu Dani, pegawaiku, masuk dengan membawa setumpuk berkas untuk presentasi.
“Kemarin malam, ketika hp anda tidak aktif, saya kuatir anda kelupaan dengan presentasi hari ini, jadi saya membuatnya untuk berjaga-jaga dan kalau anda tidak keberatan, saya sekalian yang mempresentasikannya karena saya yang membuatnya, biar ibu tidak kesulitan nantinya.”
Dari dulu Dani selalu berusaha mengambil hatiku, tapi kali ini aku merasa diselamatkan oleh seorang pahlawan super.
“O…ya tentu saja, saya memang belum siap…eh…jadi...,” belum selesai kalimatku, Linda, seorang lagi karyawanku, masuk ke ruanganku dengan membawa seperangkat aroma terapi.
“Pagi bu…saya lihat tadi ibu kurang begitu segar, tapi tetap cantik tentu saja, boleh ya saya taruh aroma terapi ini, biar ibu jadi rileks dan segar kembali. Pakai lagu Michael Bubble atau Coldplay lebih sip lagi, dan kalau ibu sudah selesai dengan pak Dani, ibu bisa panggil saya,nanti sekalian saya pijitin biar tambah rileks.” terangnya sangat akrab.
Ternyata duniaku tidak akan lebih buruk lagi, dari semua yang kualami pagi ini, aku masih punya orang orang yang peduli, masih ada kebaikan manis disini….

DANI – Karyawan
            Semalaman aku menyelesaikan tugas yang bukan milikku, semata-mata kerena loyalitasku pada perusahaan dan atasan, tapi apa yang kudapat, kosong! Bahkan lagi-lagi aku harus kalah dari seorang perempuan penjilat yang tahu benar cara mengambil hati bos tanpa kerja keras. Akulah yang kerja keras! Akulah tulang pungggung perusahaan ini! Akulah yang mencintai pekerjaanku!
Kulempar begitu saja tas kerjaku, hingga aku lupa Blackberryku tersimpan di bagian depan tas, yang kini terdengar keras terantuk kaki kursi, tapi aku tak peduli, habis sudah kesabaranku. Hari ini adalah akumulasi kekecewaan dan kekalahanku.
Istriku, Zahra mengambil tasku dari lantai dan meletakkannya di meja kerjaku tanpa suara, seakan tahu sedikit saja suara dapat meledakkan bom yang ada di kepalaku. Lalu ia masuk dapur, beberapa menit kemudian ia keluar dengan membawa secangkir teh panas yang diletakkannya di meja keluarga, tepat di depan aku duduk dengan bersandar lemas. Ia menunduk meletakkan tehnya, lalu menengadahkan kepalanya dan memberiku senyuman. Senyuman yang mendamaikan, beberapa detik aku lupa dengan kekesalanku, lalu aku benar-benar lupa, ketika menyadari keadaan sekitar. Kulihat sekeliling, ruangan yang bersih dan rapi, dan sebuah pintu terbuka dengan seorang balita lucu terlelap di dalamnya, lalu Zahra keluar dari dapur dan berdiri di depanku dan berkata, “Kau khan sudah makan malam, cobalah untuk tidur, kubuatkan air panas untuk mandi ya, biar lelap nanti tidurnya.”
Suara yang sangat halus dan tenang, suara yang begitu menentramkan, ia beranjak pergi kearah dapur lagi, ketika belum sempat aku mengatakan betapa aku sangat mencintainya dengan segala kelembutan dan kesempurnaannya. Ternyata duniaku tak seburuk yang kusangka….

ZAHRA – Freelance Designer
            Kurapikan sisa–sisa file yang berantakan di meja kerja suamiku, sambil tetap mengawasi Tristan, putraku 3 tahun yang bermain sepeda roda tiga di ruang keluarga kami yang tidak terlalu besar. Entah yang keberapa kali aku merapikan semua mainan dan kekacauan yang dibuatnya. Beberapa jam lagi suamiku pulang, aku tak ingin membuatnya marah dengan membiarkan rumah berantakan tak terjaga. Semoga Tristan mulai mengantuk sebelum Dani datang, batinku merana.
Ternyata benar, satu jam kemudian Tristan mulai mengantuk karena kelelahan bermain, lalu hanya beberapa menit kugendong, ia benar-benar terlelap. Kubaringkan berlahan di box tempat tidurnya, lalu segera merapikan sisa mainannya. Dani bisa pulang kapan saja. Aku benar-benar lelah, tapi ketakutanku pada amarah Dani, membangun kekuatan tersendiri padaku. Aku masih sanggup merapikan seluruh isi rumah, setelah seharian menjaga tristan sambil menyelesaikan sisa disainku yang mulai mendekati deadline. Aku telah memasukkan mainan terakhir, ketika suara mobil terdengar memasuki halaman rumah. Tak lama, lalu terdengar sesuatu terbanting di ruang keluarga. Dari dalam kamar Tristan, kulihat suamiku terduduk lemas dengan tas tergeletak begitu saja di lantai, dan kulihat ia membawa pulang ketakutan terbesarku…wajah Dani yang memerah dan mata yang penuh amarah. Aku tak berani menampakkan diri, tapi akhirnya kuberanikan mengambil tasnya tanpa suara dan meletakkannya di meja kerja, semoga ia tak menyadari keberadaanku, batinku, lalu aku setengah berlari menuju dapur. Aku benar benar takut….
Kutelepon Daniel sahabatku, sekedar untuk menenangkan hatiku, tapi lagi-lagi tanpa sadar aku sedikit menceritakan ketakutanku. Nasehat Daniel dan ucapan-ucapannya yang menyejukkan , membuat hatiku sedikit tenang.
“Berilah senyuman, cukup senyuman, karena senyummu adalah senyum yang terindah…bagi suamimu.”
Hatiku sedikit tenang, betapa beruntungnya aku masih punya sahabat untuk berbagi. Duniaku tak seseram yang kutakutkan…lalu aku keluar dapur, kubawa secangkir teh panas kepadanya.

DANIEL – Project Engineer
            Kuhela nafas panjang, malam ini, di tengah mengawasi pekerjaan cor lantai 2, aku baru saja berbicara lagi dengan cinta sejatiku. Zahra, wanita lemah lembut yang sangat kucintai, namun ia tak mengetahuinya. Begitu besarnya cintaku padanya, hingga hanya membayangkan ia menolak cintaku saja, mampu membuat hatiku hancur berkeping-keping. Jadi kusimpan semua cintaku dan tetap tegar ketika ia menikah dengan teman kuliahnya. Setidaknya dengan tetap menjadi sahabatnya, aku tetap dapat berada didekatnya, dan mendengar suaranya. Hp berdering lagi, kali ini dari istriku, ia bilang ia sudah pulang dari seminar dan kuatir mengapa sampai malam aku masih di proyek. Ia pun hampir nekat membawakan makan malam ke proyek, kalau tidak kubujuk habis-habisan untuk mencegahnya. Aku tak ingin menyusahkannya.
Eva, istriku yang sangat mencintaiku, meski cintaku padanya tak sebesar cintanya padaku. Bagiku cukuplah walau hanya begini, dapat dekat dengan cinta sejatiku, dan memiliki istri yang sangat mencintaiku. Terdengar egois, tapi aku sangat setia pada istriku, karena bagaimanapun juga duniaku yang sekarang tidaklah terlalu buruk….

EVA – Humas
            Kubuka pintu rumahku, kunyalakan lampu ruang depan, lalu, kupanggil berulang-ulang, Marlah, babysitterku. Tak ada jawaban, tapi terdengar suara riang dari taman luar belakang, sepertinya mereka di sana. Kuletakkan seluruh bawaanku. Masih teringat jelas pagi tadi, kejadian yang benar benar tak kubayangkan akan terjadi. Sudah menjadi tabiat terbesarku bahwa harus mendapatkan segala sesuatu yang kuinginkan, meski itu hanya untuk pembuktian pada diriku sendiri bahwa aku mampu. Seperti pagi ini, Nick, pimpinanku yang dikenal sangat berwibawa dan tak tersentuh, akhirnya bertekuk lutut di hadapanku, dan berjanji akan melakukan apa saja demi mendapatkan cintaku. Bahkan dengan kuberi syarat harus di rumahnya.
Lalu pagi ini, kami didapati oleh istri Nick, Lana. Tak dapat kulupakan mata Lana yang hancur, yang seketika juga membangunkanku dari obsesi bodoh yang baru saja kuraih. Mengingat matanya saja membuat hatiku hancur juga. Aku tahu benar perasaannya. Aku tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang lebih mencintai orang lain. Lama baru kusadari bahwa Daniel, suamiku tak ada di rumah, kutelepon hpnya, sibuk…, hatiku terhempas lagi, pasti wanita itu yang lebih dulu meneleponnya dan sekarang mereka sedang tertawa berdua.
Sebelum menikah, aku sudah tahu kalau ia sedang mencintai orang lain, tapi itulah yang menjadi obsesiku, keinginan untuk mendapatkan cintanya. Kenyataannya aku memang mendapatkannya, ia menikahiku, tapi ternyata cintanya kepadaku tak sebesar cintanya pada wanita itu, dan yang lebih parah lagi, obsesiku menjadi sebuah cinta yang sangat dalam. Aku berharap setelah menikah ia akan lebih mencintaiku, toh, wanita itu kabarnya juga sudah menikah, tapi kenyataannya selalu ada lubang kosong di hati kami, kami seperti tak dapat meraih satu sama lain, sedekat apapun kami. Namun aku yakin semuanya akan baik-baik saja karena aku tahu suamiku sangat setia.
Tapi hari ini aku tak tahu apakah aku akan baik-baik saja, setelah aku menatap mata kepedihan istri Nick, kepedihan yang sama yang selalu kurasakan setiap kali melihat mata Daniel yang berbinar, kala hpnya berdering dengan ringtone khusus. Mata yang menyadarkanku bahwa obsesikulah yang membuatku terperangkap dalam pernikahan palsu ini, dan lagi-lagi karena obsesiku juga yang menjadikan wanita lain berada dalam kepedihan yang sama dengan diriku, kepedihan yang kurangkai sendiri.
Ima masuk dari halaman belakang, “Mama! Hoe mama uda puwang!”
Ima, putriku berumur 2 tahun, berlari ke arahku, mata jernihnya penuh kerinduan. Tawanya yang membahagiakan, menghilangkan semua kepedihan yang ada dalam diriku, ia melompat ke atas pangkuanku, memeluk dan menyandarkan kepalanya di bahuku. “Mama…Mima tangen, atu tayaaaang mama….” rengeknya bahagia, tubuh yang mungil dan hangat memelukku lebih erat. Cinta sejatiku, bidadari kecil dalam hidupku merengkuhku.
Aku tak dapat berpikir hal buruk lagi tentang duniaku, aku sedang dalam pelukan malaikatku….

debby, malang 2008

Rabu, Februari 10, 2010

PUISI UNTUK AYAHMU

Suatu hari di dalam mobil sahabat

“Sebel juga sama mama,memang apa salahnya tidak menikah dulu, seandainya mama tahu semua yang sudah kulalui selama pacaran. Menikah karena jatuh cinta bukan jaminan, karena perasaan itu lama-lama menghilang, menikah karena menyukai sikap seseorang juga tak mungkin, karena manusia selalu berubah, menikah karena butuh status juga tambah tak mungkin, memangnya gampang apa bertemu dengan orang yang menyayangimu tanpa syarat…”gerutuku hari itu.

Pagi ini, aku dan Daniel di dalam mobil, mengantri pesan makan pagi lewat drive tru. Daniel adalah sahabatku, kami bukan teman sedari kecil, juga bukan teman sekolah, kami cuma teman kantor dari kota yang berbeda, yang tiap hari akhirnya harus bertemu karena pekerjaan, tapi entah bagaimana caranya, akhirnya kami sangat akrab.
“Andai mama seperti ayah, tak terlalu memaksa, kata ayah, ne wis wayahe yo wayahe, getoo.”gerutuku lagi.

Daniel tersenyum mendengar logatku. Ia terdiam sejenak, seperti berpikir dan tiba-tiba menoleh ke arahku dan berkata dengan suara yang mengagetkan,“Hey, kita khan sudah lama berteman, aku tahu segalanya tentangmu dan kau juga yang paling tahu aku, jadi bagaimana kalo kita menikah! Aku juga malas ditanya terus sama…emmm…” Daniel mengemakan emmm lama, sepertinya berpikir mencari alasan dan akhirnya tak ketemu.
“Pokoknya ditanya terus buat nikah…” Daniel berkata asal dengan mata yang aneh dan dibuat-buat.
Aku terbelalak heran, sahabatku ini memang aneh, tapi mengajak menikah dengan gampangnya, terlalu aneh bagiku, tapi cepat-cepat aku sadar, Daniel pasti cuma asal menghiburku.
“Suit-suit aku dilamar, aduh aku terharu, ayo-ayo pasangin cincinnya sini-sini,”
jawabku lebih ngawur lagi, dan kubuat ekspresi mesum digabung dengan wajah malu-malu, dalam hatiku, ayo! Kuladeni kengacoanmu…

Daniel sewot, tapi seolah tak rela aku menang ngaco, lalu ketika giliran kami yang pesan makan, Daniel berkata pada mbak di kasir drive thru, “paket 3 satu, unagi satu dan 2 cincin pertunangan, dibawa pulang.” Mbak kasir yang tadinya sok sibuk, sempet terdiam sebentar, tapi lalu sok sibuk lagi --padahal sibuk beneran--. Kita akhirnya tertawa ngakak berdua. Setelah lelah tertawa, kita berdua terdiam bersamaan. Kami benar-benar orang aneh.

Masih di dalam mobil, menunggu pesanan diberikan, Daniel bertanya lagi,
“jadi mau khan?” sambil memainkan alis matanya naik turun.
Aku tertawa lagi, Daniel terdiam dulu, sekilas tampak raut kecewa, tapi lalu akhirnya ikut tertawa juga.
Sepanjang jalan menuju kantor, Daniel terus saja menggodaku dengan pertanyaan itu.
Lama-kelamaan jadi tak lucu lagi, dan aku baru tersadar, sepertinya Daniel juga tidak berniat melucu dengan pertanyaan itu.

“Beneran nih Dan?” tanyaku setelah kita sudah di kantor, sambil ngutak-atik disainku.
“Ya iyalah, ayolah, kapan lagi aku punya kesempatan menikah, aku khan orang aneh yang cuma bisa deket dengan layar komputer dan segelintir orang, dan dari segelitir orang itu, cuma kamu yang perempuan.”

Iya juga, aku satu-satunya teman perempuannya di kantor, mungkin juga di kota ini. Padahal Daniel tidak jelek-jelek amat, malah kadang pada momen tertentu, dia mirip Matthew Perry, tapi kalau kebiasaan ngelantur ngaco atau kuat malu berebut tempat parkir dengan pak satpam, bisa membuat perempuan ilfil, kesimpulan Daniel tentang dirinya sendiri, jadi masuk akal juga.

“Menikah itu bukan main-main Dan, kau akan menghabiskan waktumu seumur hidup dengan orang yang kau nikahi, jadi bukankah sebaiknya kita berhati-hati ketika memilihnya? jawabku.
“Kenapa kita harus memilih? Ibu, ayah, dan adikku juga bukan aku yang memilih, walau kadang ada saling sebal dengan mereka, tapi toh aku bahagia hidup dengan mereka sampai sekarang. Teman kerja juga bukan aku yang memilih, kalau aku terpaksa harus bekerja disini sampai tua, berarti aku juga akan hidup dengan kamu sampai tua, I’m oke with all of that and I will survive.” kata Daniel berapi-api.

“Eh, kalau bisa memilih orang tua, kamu pilih siapa? Aku ingin ayahku pak Harto, dan ibuku Beyonce, jadi aku punya banyak uang dan betah di rumah, karena ibuk..” ocehan Daniel kupotong paksa dengan rengekanku, “Aaaah! ngaco lagi, kukira kita bicara serius!”
”Oke sori…” Daniel tersenyum dan mendekap mulutnya sendiri dengan tangan kirinya, lalu kembali lagi menghadap layar komputer. Kami hening untuk beberapa saat.

“Kamu pikir Beyonce mau menikah sama orang tua? Punya anak kamu lagi, you freak!” jawabku sewot.
Daniel tertawa keras, ia puas, akhirnya aku terganggu juga untuk mengomentari kengacoannya.

Suatu hari di rumah ayah

“Keputusan kita benar nih?” tanyaku ragu. Kusandarkan tanganku di lengan sofa, sambil mulai menggigiti kuku tanda gelisah.
“Iyalah, kalau tidak, buat apa aku sekarang di rumahmu, mana tadi di porong macet, kaki pegel, kelamaan injak kopling, kalau semua ini tak serius, mendingan main PS di rumah.” Jawab Daniel asal. Tapi itu tak menenangkanku, dan Daniel menyadari itu, sambil menarik paksa tanganku dari kegiatan mengigit kuku, ia berkata,
“begini saja, biar kamu tenang, nanti kalau kita sudah menikah dan ternyata kamu bosan menikah denganku, kamu boleh selingkuh sama siapa aja, tapi kita tetep menikah, untuk status dan membahagiakan orang tua, bagaimana? Aku baik tidak sebagai calon suami?” Dengan dagu mendongak, senyum kekanak-kanakannya muncul di wajahnya, seketika Daniel bener-bener seperti Matthew Perry.
“Waaa! belum apa-apa sudah disuruh selingkuh, nanti kalau beneran bagaimana, waaaa!” Aku bersandar lemas di sofa dengan rengekan benar-benar ingin menangis, ide kami benar-benar konyol, bagaimana mungkin aku membiarkannya sampai di rumah ini.

“Eh, tuh ayahmu sudah selesai telefon, ayo bu, temani aku pasang tampang dewasa dan bijaksana… up lady up!” Dipegangnya lenganku dan berusaha menarikku berdiri. Kami berdua berdiri tepat pada saat ayah masuk ke ruang tamu.

“Met sore Bapak Chandra, saya Daniel….”

Dan hari itu benar –benar terjadi, Daniel datang ke rumah untuk meminta ijin kepada ayah untuk menikahiku, mama bukan main bahagianya, Daniel sepertinya berhasil menipu mereka dengan tidak bersikap konyol sama sekali hari itu. Entah mengapa, meskipun hari itu bukan hari yang paling membahagiakan, tapi cukup indah untuk dikenang.

Suatu hari di hari pernikahanku

Air mataku berkali-kali hendak menetes, tapi bu Sani tukang make-up berkali-kali juga mencegahnya dengan mendongakkan kepalaku agar air matanya tak sampai jatuh, karena itu bisa membuat jadwal make-up bisa molor. Sementara aku tak bisa berhenti berpikir apakah yang akan kulakukan ini keputusan yang tepat.

Selama 4 bulan ini aku telah terlena dengan suasana bahagia keluarga yang menyambut hangat keputusan kami. Aku juga begitu menikmati jalan-jalan bersama Daniel untuk menyiapkan berbagai hal untuk pernikahan. Aku terhanyut dalam suasana yang indah ini hingga lupa bertanya pada Daniel, apa alasan ia menikahiku? Apakah Daniel mencintaiku? Kalau ternyata tidak cinta, apakah sebuah pernikahan bisa dijalankan tanpa cinta? Bagaimana kalau ternyata dia cuma butuh status, lalu setelah menikah aku diabaikan sepanjang hidupku, waaa… Aku semakin ingin menangis dan berteriak sejadi-jadinya, untuk menghilangkan sesak di dada ini. Tapi aku tak boleh. Aku cuma bisa duduk diam dengan dada yang semakin sakit menahan gundah. Sementara semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Yang menyadari kegelisahanku cuma bu Sani, yang akhirnya iba juga,
“Dik, sebenarnya sangat kekanak-kanakan punya keraguan saat detik-detik terakhir seperti ini, tapi kalau Adik butuh seseorang buat diajak berunding, sebaiknya Adik langsung diskusi dengan calon suami, karena orang tua Adik pasti akan sedih dan panik kalau disambati sekarang, dan itu tidak akan menyelesaikan masalah,” kata bu Sani berusaha tenang, namun menghela nafas panjang.
“Saya tunggu adik ya, jangan lama-lama bingungnya, nanti kalau molor yang kena saya.” Sindirnya.

Lupa bilang terima kasih pada bu Sani, aku langsung saja berdiri dan setengah berlari hendak mencari Daniel. Seingatku, keluarga mempelai pria ada di rumah Pak Darmo, tetangga sebelah. Aku nekat keluar kamar pengantin, lalu keluar rumah, dan berbelok ke samping kanan rumah, tak peduli meski beberapa orang sempet memandang heran ke arahku, sang calon pengantin dengan baju tidur dan make-up setengah jadi, bahkan beberapa kali kudengar teriakan panik suara ibu-ibu, yang ku juga tak peduli apa yang mereka teriakkan.

Aku masuk rumah pak Darmo, pandangan heran juga masih tertuju kepadaku, kali ini kupelankan langkah kakiku.
Daniel ternyata berdiri di sudut ruangan besar rumah pak Darmo, tapi ekspresinya tampak tegang dan gelisah,jangan-jangan…
“Daniel, aku butuh pendapatmu, sepertinya kamu merasakan hal yang sama sepertiku ya,”
“Eh, bentar-bentar,” Daniel menyela tanpa memandang sedikitpun ke arahku, raut wajahnya masih sangat tegang, dan mulutnya komat-kamit menggumamkan sesuatu, seperti menghafal sesuatu atau seperti berdoa. Doa untuk menenangkan hati? Entahlah.

Ternyata Daniel terlalu berkonsentrasi, ia sempat menyadari keberadaanku, tetapi tetap sibuk dengan komat kamitnya.
“Eh, kamu sedang apa di sini, ayo balik, sana-sana,” Daniel hanya memandangku sekilas saja, sepertinya masih sangat berkonsentrasi pada hal lain dan setengah mendorong ia membalikkan badanku dan mengusirku dari dekatnya, sepertinya ia juga tidak mendengar kata-kataku tadi.

Oh tidak, jangan-jangan ia mau lari. Doanya tak berhasil menenangkannya dan ia berencana lari dari pernikahan ini, itu sebabnya ia mengusirku, agar ia bisa segera pergi, tapi bagaimana dengan keluarganya yang sudah terlanjur kesini? Batinku berburuk sangka, perasaanku semakin tidak karuan, tapi aku tetap berlalu menuruti perintah Daniel. Tamat sudah asaku. Aku kembali ke bu Sani dengan lunglai dan dari ekspresiku, bu Sani tahu aku tak menyelesaikan masalahku, tapi ia tetap melanjutkan make-upku, tanpa bertanya dan tanpa berkata-kata.

Menjelang akad nikah

Aku duduk menunduk di samping Daniel, papa dan penghulu di depan kami, sementara para saksi di samping kami. Aku tak sanggup mengangkat kepalaku, apalagi memandang ke arah Daniel.
Kutbah, bacaan Quran dan doa sudah dibacakan,
“Bagaimana Mas Daniel, sudah siap, atau mau latihan dulu?” Tanya Pak Penghulu.
Daniel masih menampakkan wajah tegang seperti terakhir aku melihatnya, lalu ia menjawab,“Eh, sepertinya tak perlu Pak, tapi ada sesuatu yang mau saya sampaikan kepada Pak Chandra.”

Ini dia, batinku, Daniel gagal melarikan diri dan hendak meminta berhenti sekarang. Aku menunduk semakin dalam, ada setetes air mata jatuh dari mataku. Dengan semua keraguanku, seharusnya aku ikut senang kalau semua ini berakhir sekarang, tapi entah mengapa aku semakin sedih, batinku heran.

“Ada sedikit puisi yang kubuat dan ingin kusampaikan kepada Bapak… ehm, begini…”
Daniel berkata sambil menunduk gelisah, seperti mengumpulkan seluruh keberaniannya. Lalu ia mendongak dan memandang mata ayah dan melanjutkan kalimatnya,

“Bapak Chandra, saya mungkin tak mampu melindungi Dania
Sebaik engkau telah menjaganya
Tapi aku berjanji tak akan melukai
Badan, hati, dan jiwanya


Bukan hanya karena aku terlalu mencintainya
Tapi aku terlalu mencintai ALLAH
Untuk membuatnya murka dengan melukai amanahNYA


Dan aku juga akan menenangkan hati dan jiwanya
Bukan karena itu hal yang harus kulakukan sebagai suami
Tapi karena janjinya untuk patuh dan melakukan segalanya untukku sebagai istri
Bukan untuk diriku
Tapi untuk rhido ALLAH


Maka dengan semua harapan itu
Ijinkan aku menggantikanmu untuk menjaganya
Dan agar ia dapat menemaniku
Sepanjang usiaku
Sampai tiba saatnya nanti
pertemuan kami kembali dengan ILAHI”

Air mata yang menetes dalam tundukku semakin banyak, tapi ada sebuah senyum di bibirku, ada sebuah senyum di hatiku.
Ternyata hari ini aku tidak hanya menikah dengan sahabatku tapi juga dengan seorang pria yang mencintaiku semata-mata mengharap ridho ALLAH.

Setelah ijab kabul diucapkan dan dianggap sah, ia menoleh kearahku, mengulurkan tisue untuk mengusap air mataku dan tersenyum, senyum kemenangan yang kekanak-kanakan, didekatkan bibirnya ke telingaku, dan berbisik, “meskipun sampai tua nanti, engkau tetap panikan, ceroboh, dan cengeng, aku akan selalu disisimu…” Lalu bibirnya berpindah dari telinga ke keningku. Keluarga yang menyaksikan kami serempak menggemakan hwaaaa, suuit, dan wihui, dengan gaduh.

Jika dikemudian hari ada orang yang bertanya padaku, hari apa yang paling membahagiakan dalam hidupku, adalah hari ini, hari pernikahanku…

Debby, Malang, Mei 2009

GEN KELUARGA YANG ANEH

Dania, putri tersayangku senang sekali menguyah apa saja selain makanan. Apa saja, mulai dari kabel charger hp, mainan kayunya, kepala boneka patrick, dan yang menjadi favoritnya, segala macam kemasan botol peralatan mandinya. Pernah aku panik ketika ia mulai menguyah bagian tutup botol sabun cair bayi, kutarik paksa dan hasilnya, tutup botol terbuka, dan ia menelan sebagian sabun yang sempat keluar. Aku menangis karena kebodohanku. Sebagian cara (karena aku merasa belum cukup berusaha) sudah kucoba, mulai dari mengganti yang dikunyahnya dengan silica gel, tapi tiap diganti, ia selalu menyadarinya, dan membuang silica gelnya, lalu dicarinya “benda terlarang” lain untuk dikunyah. Menggantinya dengan biskuit juga sudah kucoba, tapi setelah biskuitnya habis, ia kembali mencari benda lain untuk dikunyah. Menggantinya dengan botol susu juga sudah, tapi malah dilemparnya. Yang bisa menghentikan kegiatan mengunyahnya cuma kegiatan menghisap jempol, tapi lebih kasihan lagi kalau sepanjang hari menghisap jempol terus bukan?

Tapi mama berusaha menenangkanku, kata mama, waktu aku seusia dania, aku juga punya kebiasaan yang sama, dan akhirnya hilang dengan sendirinya, malah aku lebih parah, kunyahan favoritku adalah sandal selop papa yang besar, tebal, dan kotor. Kebayang sudah berapa pasir, tanah, dan kotoran yang sudah kutelan. Kini kutahu dari mana asal sakit sesekku…

Ternyata mama juga punya rahasia, yang tak sengaja mama kelepasan menceritakannya. Ketika mama seusia dania, mainan mama adalah mainan masak-masakan. Suatu hari, oma melihat mama memainkan sebuah sendok di mulutnya, dan di depan mama terdapat mangkok kecil berisi penuh puding berwarna kuning. Oma tidak ingat telah membuat puding hari itu. Setelah dicek oma, ternyata puding itu adalah pup milik om (kakak mama) yang entah bagaimana caranya telah diambil mama dari kamar mandi! Huek!

Tapi mama membela diri, toh sampai sekarang mama sehat-sehat saja.

Sehat sih sehat ma… tapi pup ya tetap pup!

Kalau kebiasaan ini adalah hasil dari gen yang turun-temurun, apa ya, yang nanti dimakan cucuku kelak? Semoga Dania bisa menjadi menjadi pahlawan dalam keluarga dan memutuskan warisan yang aneh ini… Hope you’ll be a better mother than me, Dan!

Debby, Gresik, Januari 2010

Jumat, Januari 01, 2010

SEMUA DARI FLANEL

Inilah koleksi flanel kami:

Gantungan kunci dan gantungan hp
harga rata-rata @ Rp.2500 - 3500








Bros mini
harga rata-rata @ Rp. 750 - 1000


Jepit rambut
harga rata-rata @ Rp. 750 - 1000


satu tema
berisi 2 jepit rambut, 1 gantungan kunci, 1 gantungan hp, dan satu bros mini, untuk kado atau souvenir, ditempatkan di dalam kotak mika dan dibei pita (maaf, untuk saat ini belum ada foto contoh kotaknya)
harga rata-rata per tema tanpa kotak @ Rp.8000,-, dengan kotak @ Rp.9000,-




ukuran:

hubungi kami di:
hp: 085 2340 9090 1
fax: 031 395 3861
facebook

thanx for care

Kamis, Desember 31, 2009

ARCHITECTURE FOR EVERYONE

Memakai jasa arsitek tidak harus mahal koq. Umumnya arsitek menjadi jasa yang mahal karena berada dalam naungan sebuah cv. yang berarti anda membayar cv. tersebut juga, atau karena anda telah banyak menghabiskan waktu sang arsitek untuk sebuah diskusi disain.

Jadi kalau anda ingin memanfaatkan jasa disain atau gambar 3d yang murah meriah tapi informatif, hubungi kami.
APA jasa yang kami sediakan?

pada dasarnya kita mendisain dan menggambar 3D disain arsitektur, interior, exterior, untuk rumah tinggal toko, resto, ruko, dalam bentuk disain baru atau renovasi.
1. disain interior
Rumah tinggal, display toko, rumah makan, kantor, dsb
2. disain exterior
Rumah tinggal, ruko, resto, toko, dsb
3. renovasi
Rumah tinggal, ruko, resto, toko, dsb

MENGAPA ?

1. disain gambar 3d dan denah sederhana, tapi informatif
    misal:
biasanya (menurut pengalaman saya) gambar seperti ini, kemudian diberikan ke tukang, sudah cukup informatif bagi sang tukang untuk bekerja berdasarkan gambar ini, sehingga tidak perlu membayar arsitek untuk mendisain dan mengawasi pekerjaan bangunannya, cukup anda sebagai pengawasnya.

Buat yang belum berencana untuk membangun/merenovasi rumah atau yang sedang mengumpulkan rezeki untuk mewujudkan mimpi, gambar seperti ini bisa memotivasi diri untuk lebih giat mencari nafkah agar impian rumah idaman terwujud, misalnya seperti ini:
2. karena sederhana, tidak menggunakan program yang ribet, maka jadi cukup murah
untuk interior kisaran 250ribu - 400ribu (tergantung besaran ruangan dan banyaknya perabot yang diterapkan)
misal : kamar mandi ukuran 2.5 m x 2.25 m
dua angle, (menggunakan kloset dan washtafel yang sudah ada dalam library kami) cuma 250ribu.

untuk exterior, kisaran antara 500ribu - 1 juta per angle, tergantung besarnya rumah dan tingkat kesulitannya
misal:
gambar satu angle saja, karena sudah cukup informatif, feenya 600ribu.

BAGAIMANA?

Buat yang blank dan ingin didisainkan/digambarkan 3d arsitektur:

1. ukur lahan atau ruang yang hendak dibangun/didisain
Misal: untuk disain interior, ukur saja ruangannya, sekaligus bisa tunjukkan letak pintu dan jendela atau poin tertentu tidak bisa diubah.
misal:

Untuk exterior rumah tinggal/ toko/ kantor, ukur saja tanahnya, tunjukkan letak jalan depan dan tetangga, apakah itu tanah kosong atau bangunan.

Kalau untuk renovasi, atau untuk detail yang sulit digambar, sertakan saja foto existing bangunan.

2. setelah itu, tuliskan apa yang anda inginkan.

misal, untuk contoh ukuran interior diatas:
dari ruangan itu, yang berukuran 4,6 x 2,4m, dibuatkan smoking area, modern minimalis, dengan 2 pintu sesuai gambar, seluruh dinding adalah kaca, butuh tempat duduk lebih dari 4, ada meja, ada asbak.

misal untuk contoh exterior:
butuh disain pujasera, ukuran depannya 10m, tetangga kanan kiri bangunan, jarak bangunan dari jalan raya didepannya 6m, pujaseranya terletak di lantai dua, lantai bawahnya milik orang, jadi tidak perlu digambar, tangganya di samping luar, disain simpel dan menarik perhatian.

3. setelah itu kirimkan, semua itu ke email kami, debinyadania@gmail.com atau sebelumnya bisa juga menjelaskan keinginan anda sekaligus tawar menawar asumsi feenya lewat wa di 0877 599 13792
Kemudian transfer DP 50% fee ke rekening:

rekening BCA:
nama: Dyah Shirley Estherina
no rek : 4390 622 991
BCA cabang sudirman malang
rekening BNI:
nama: debby masita
no rek: 126 180 3876
BNI  malang
(sebagai bukti kalo anda benar-benar pesan gambar, bukan iseng, atau bisa juga tanpa DP, tergantung nego lewat telp)

4. langsung kami disain dan gambarkan denah dan 3Dnya
NOTE: gambar 3D tergantung angle, semakin banyak angle yang diinginkan, semakin bertambah feenya

5.setelah selesai, anda akan kami kirimi previewnya ukuran kecil, jika sudah sesuai, anda bisa kirimkan sisa feenya kemudian kami kirimkan denah dalam format cad dan gambar, serta gambar 3d ukuran sesungguhnya.
NOTE: masalah fee, DP, dan pembayaran, tidak mutlak, tergantung dari nego dan pembicaraan via telp nantinya.

jangan lupa desain & denah sederhananya gratis loh, harga diatas adalah harga render 3dnya saja.

hubungi kami lewat:
debinyadania@gmail.com
wa: 0877 599 13 792
ig : @debbymasita


semoga dapat membantu, thanks for care...

Rabu, Juli 01, 2009

jenis cinta

Alkisah, seorang raja diminta untuk membawa mayat dari tempat penggantungan, ke tempat pendeta. Di tengah jalan, mayat itu berkata, “hai raja, kasihan sekali anda ini, jauh-jauh membawa saya. Supaya kau tidak lelah, bagaimana kalau aku bercerita?” dan mayatpun berkisah: Suatu ketika, hidup seorang pendeta bersama putrinya yang amat cantik. Satu hari, datang tiga orang pendeta yang semuanya berwajah tampan. Ketiganya berkata, “kalau perempuan ini sampai kepada orang lain, tidak kepada saya, saya akan bunuh diri.”
Calon mertua bingung. Bila ia memberikan putrinya kepada salah satu dari pendeta itu, maka akan terjadi dua pembunuhan. Dalam keadaan bingung, tiba-tiba si gadis meninggal. Dibawalah gadis itu ketempat pembakaran mayat. Masing-masing pendeta tampan yang mencintai gadis itu menunjukkan perilaku yang berbeda.
Pendeta pertama duduk di atas bekas pembakaran mayat. Ia membuat gubuk dan menetap di sana terus-menerus. Ia tidak meninggalkan tempat itu. Tak berhenti ia melantunkan doa pujian untuknya.
Pendeta yang kedua pergi ke sungai Gangga untuk melaburkan tulang belulang dalam rangka menyempurnakan kematiannya. Sesuai tradisi hindu, seseorang melaburkan tulang belulang orang tuanya yang meninggal sebagai tanda kecintaannya.
Adapun pendeta yang ketiga, ia pergi berkelana ke mana-mana sampai akhirnya ia bertamu ke rumah keluarga seorang pendeta tua. Ketika ia dijamu makan oleh keluarga itu, anak si tuan rumah menangis keras. Ibunya marah. Dijewernya telinga anak itu dan dilemparkannya ke dalam api. Anak itu meninggal dan langsung menjadi debu. Pendeta pengelana berkata, “aku tidak mau makan di sini. Kalian bukan pendeta. Kalian durjana. Manusia raksasa yang menyamar menjadi pendeta!” orang tua itu berkata, “Jangan terburu nafsu. “Ia lalu masuk ke dalam kamarnya untuk membawa kitab suci. Begitu kitab suci dibacakan, anak itu hidup lagi seperti sediakala. Barulah pendeta pengelana itu mau melanjutkan makannya. Pada malam hari, pendeta ketiga ini mencuri kitab suci tersebut untuk menghidupkan kembali kekasihnya.
Singkat cerita, ia sampai ke tempat pembakaran mayat gadis tersebut. Ia datang bersamaan dengan pencinta kedua yang melaburkan tulang ke sungai gangga. Pendeta ketiga meminta pendeta pertama yang mendirikan gubuk untuk memindahkan gubuk itu dengan alasan bila gadis itu hidup kembali, ia tak ingin gadis itu menabrak gubuk. Lalu, dibacakanlah doa dari kitab suci. Ndilalah kersaning Allah, putri itu muncul kembali dan lebih cantik dari sebelumnya. Tak ubahnya sepotong emas yang baru disepuh dari pembakaran, lebih cemerlang dan indah.
Tentu saja ketiga pendeta itu berbahagia. Tapi semua lalu merasa dirinyalah yang paling berhak untuk menikahi gadis itu. Pendeta pertama berkata, “sayalah yang menungguinya siang malam seraya melantunkan doa pujian untuknya.” Pendeta kedua berujar, “sayalah yang melaburkan tulang belulangnya di gangga.” Sementara pendeta ketiga berdalih, “Sayalah yang membacakan doa hingga ia hidup kembali.”
Sampai di sini, mayat pendongeng di atas menghentikan ceritanya. Lalu ia betanya kepada raja yang membawanya, “wahai raja, tolong beri penjelasan kepada saya, siapakah yang paling berhak menjadi suaminya? Kalau kau tidak bisa menjawab, akan kupatahkan lehermu.” Raja menjawab, “pendeta ketiga yang menghidupkannya kembali berada dalam posisi bapak. Pendeta kedua, yang melaburkan tulang belulang di gangga, telah melakukan pengabdian. Karena itu, ia lebih pantas menjadi anaknya, yang lebih berhak menjadi suaminya adalah pendeta pertama yang terus menerus berada di tempat pembakaran mayatnya. Ia tetap mencintai gadis itu walaupaun si gadis sudah menjadi debu; walaupun ia tidak bisa melihat lagi senyumannya; walaupun ia tidak bisa mendengar lagi suaranya. Ia tetap setia menunggu di tempat itu sampai kapan pun.
Mestinya seperti itulah kita mencintai Allah. Kita tetap mencintai walaupun kita tidak merasakan kebaikanNya, kebaikanNya tak sampai pada kita. Orang yang sering frustasi sepanjang hidupnya, biasanya akan mempersoalkan keadilan Allah. Sementara orang yang makmur akan lebih mudah merasakan anugrahNya. Orang yang susah hidupnya mungkin amat sulit merasakan kebaikan Allah kepadanya ketimbang orang-orang yang senang hidupnya.

JALALUDDIN RAKHMAT.
MERAIH CINTA ILAHI, PENCERAHAN SUFISTIK

Selasa, Juni 30, 2009

buanglah keinginan

Jalaluddin Rumi mengajarkan kita makna derita dalam kehidupan. Banyak macam derita yang kita alami. Ada derita yang menghempaskan kita ke dasar bumi. Ada derita yang membawa kita ke langit, mengangkat kita ke alam malakut. Kebanyakan kita tenggelam dalam derita pertama. Kita menderita karena orang ataupun kejadian tidak terjadi SEPERTI YANG KITA KEHENDAKI. Kita marah karena jalan macet, komputer error, butuh diantar tapi tidak ada yang mengantar. Kita jengkel karena teman kita tidak membantu, sahabat kita tidak setia, orang yang kita percayai berkhianat, orang yang kita andalkan tidak memenuhi permintaan kita.
Derita seperti ini tidak pernah memberikan waktu istirahat untuk jiwa kita. Kita disibukkan terus menerus untuk mengatasinya. Tenaga kita terkuras habis, tubuh kita penuh peluh, pakaian kita kotor, tetapi kita tidak punya waktu membersihkan diri. Kita menjadi BUDAK-BUDAK YANG TIDAK BERDAYA DARI KEINGINAN-KEINGINAN KITA. Kita tidak menemui jalan keluar dari penderitaan itu. Kita berharap petunjuk-Nya membukakan jalan keluar. Nabi Muhammad diutus untuk memberikan jalan kelur tersebut lewat sunah-sunahnya.
Setelah mengambil jalan keluar yang dibukakan nabi, kita akan segera diantarkan pada penderitaan yang kedua, yaitu penderitaan karena perpisahan. Anda harus melepaskan kehidupan anda yang lama. BUANGLAH KEINGINAN AGAR SEMUANYA TERJADI SEPERTI YANG ANDA KEHENDAKI. Anda harus membenturkan kepala anda yang tidak punya pengertian, yang tidak juga PAHAM-PAHAM DENGAN HIKMAH KEHIDUPAN. Anda harus memukul-mukul dada anda yang tidak punya kesadaran. Tetapi, penderitaan kali ini akan mengantarkan anda ke dalam pelukan Ilahi.
Dalam derita ini, anda akan merasakan kebahagiaan. Seperti seorang ibu yang melahirkan, anda merasakan sakit tetapi juga kebahagiaan karena melahirkan kehidupan yang baru. Inilah tangisan awan yang membuat taman-taman tersenyum. Inilah tangisan bayi yang mengundang ibu datang.
”Maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan, dan sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan.”( QS 94 : 5-6 )
REFORMASI SUFISTIK-JALALUDDIN RAKHMAT

PENGHASIL RUPIAHKU ( tanpa modal )

1. clixsenseclixsense adalah layanan paid to click, yaitu layanan yang akan membayar anda hanya dengan mengklik dan melihat iklan yang disediakan, yaitu membayar 10 sen tiap anda mengklik iklan, clixsense juga membayar anda 10 sen dari tiap anggota baru yang mendaftar dengan referral anda, juga membayar $ 5 untuk setiap referral anda yang upgrade ke member premium, iklan yang disediakan juga menarik, untuk register, Klik di sini

2. ngebux
hampir sama dengan clixsense, ngeBUX akan membayar anda Rp. 150 / click yang anda lakukan, selain itu,anda juga akan dibayar Rp. 25 / refferal click, jadi semakin banyak referral anda, semakin banyak pemasukan anda, untuk daftar, Klik di sini

3. inboxdollarsinboxdollar membayar anda untuk mengisi survey, main game, dan lihat iklan, dan untuk pendaftar, langsung dikasih $ 5 sebagai welcome bonus, gamenya pun gampang, serta surveynya juga tidak ribet, untuk gabung, klik disini

4. SurveySavvy.com
SurvaySavvy adalah salah satu site yang membayar anda jika anda bersedia mengisi survey yang mereka berikan. Umumnya, surveynya tentang produk baru atau lingkungan. Cara asik dapat uang, mengetahui produk baru, serta suara anda bermanfaat bagi yang lain. Untuk gabung klik disini

Selasa, Mei 12, 2009

orang bodoh dan orang bijak

Alkisah, seorang petani bermaksud menjual sekarung gandum ke pasar. Ketika satu karung gandum itu dimuatkan di atas punggung untanya, karung itu selalu terjatuh. Setelah berpikir keras, ia mengisi satu karung lagi dengan pasir. Ia merasa bahagia karena sudah menemukan pemecahan yang menakjubkan. Dalam keadaan setimbang, kedua karung gandum itu bertengger di samping untanya.
Dipertengahan jalan, ia berjumpa dengan seorang yang tampaknya miskin. Tubuhnya kurus, pakaiannya lusuh, dan tidak bersepatu. Ketika duduk bersama, beristirahat, petani mendapatkan bahwa kawan yang miskin itu ternyata sangat bijak. Ia mengetahui banyak hal. Ia mengenal tokoh-tokoh besar, kota-kota besar, dan gagasan-gagasan besar. Tak henti-hentinya petani itu takjub dengan kepintarannya. Ia menanyakan apa yang dibawa dalam untanya. Ia menjawab bahwa satu karung berisi gandum dan satu lagi pasir. “orang bijak” itu tertawa, “mengapa tidak anda bagi dua gandum itu dan menympannya dalam dua karung: masing-masing setengahnya?”
Petani makin kagum. Ia tidak pernah sampai pada pikiran secemerlang itu.Tiba-tiba ia menyadari keadaan si bijak. Ia menanyakan apakah ia punya pekerjaan. “saya tidak punya sepatu, rumah, atau pekerjaan. Bahkan untuk makan malam pun saya tidak tahu apakah saya bisa memperolehnya.”
“Lalu, apa yang anda peroleh dari semua kecerdasan dan ilmu pengetahuan anda?” tanya petani. “saya hanya mendapat sakit kepala dan khayalan hampa,” jawab si pintar. Petani kita melepaskan tali untanya. Ia beranjak pergi: “Pergilah menjauh dariku. Aku kuatir kemalanganmu berpindah padaku. Aku bodoh karena mengisi sekarung lagi dengan pasir; tetapi ketololanku telah memberikan kehidupan padaku.”

JALALUDDIN RUMI, MATSNAWI